Selamat Datang di Blog Kampung Nelayan

RAKERNAS XI HIMAPIKANI TERNATE



RAKERNAS XI HIMAPIKANI TERNATE

Oleh :
Rajif Duchlun
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNKHAIR

Rakernas XI HIMAPIKANI , adalah kegiatan yang baru saja kita lewati. Kegiatan yang memberi hikmah dan kisah yang heroik. Ada lelah, ada gejolak yang mewarnai. Tangis, amarah serta rindu membuncah. Kita pun mengerti betapa harunya berhimpun di wadah ini. HIMAPIKANI sebutannya. Yang kita kenal sebagai Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia. Selama seminggu lebih, teman-teman panitia bersama peserta menaruh semangat yang tiada henti. Kita di ajarkan mengenal antarsesama. Kita di beri peluang berbagi senyum untuk siapa saja. Dari sinilah jiwa dan pikiran menjadi serpihan yang menyatu, kokoh dan erat. Gagasan-gagasan liar meluap, lincah dan membentuk ide dan kerja yang sehat. HIMAPIKANI jaya!


Pada tanggal 10 september 2012, peserta sudah mulai berdatangan. Panitia pun sibuk bergegas menjemput peserta. Dengan kesederhanaan yang kami miliki, peserta di ajak jalan kaki menuju tempat nginap yang juga berdekatan dengan Pelabuhan Ahmad Yani Ternate. Pada waktu itu, canda kemudian menyebar. Kami memahami awal perkenalan yang mengaharukan. Ada juga yang sudah saling kenal saat Kongres Luar Biasa di Malang, ada juga yang pernah bertemu di Kongres XI HIMAPIKANI Makassar. Cerita dan canda lalu berkembang. Suasana keluarga semakin terasa. HIMAPIKANI memberi kisah yang tentram. Luar biasa!

“Mari kita bekerja” ajak pak sekjend saat tiba di Ternate. Lantas yang lain hanya menyahut dengan Senyum. Peserta yang lain memberi tanda lewat jempol, ada juga yang sekedar memainkan kening, pertanda sepakat dengan pak sekjend. Lembar hari lalu di buka satu per satu, kisah di bina di atas tanah Moloku Kie Raha, kekeluargaan ini semakin mengharum. Tiba juga 12 september 2012. Hari pertama peserta di ajak melatih mata di tanah timur. Dengan bus kampus, seluruh peserta dan panitia mengikuti Seminar Internasional di Bella International Hotel. Pada pembukaan seminar ini, turut di hadiri beberapa pejabat pusat, yang pada kesempatan itu juga tampak Mengkokesra beserta rombongan. Pembukaan di mulai. Kala itu, Mengkokesra turut membuka secara resmi Rapat kerja nasional XI Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia.

Selama 7 Jam kita mengikuti seminar, dan akhirnya kembali di kediaman Rakernas dengan penuh tawa. Ada juga yang kelihatan tak semangat. Mungkin karena rindu daerahnya, atau karena kurang bersemangat menaruh telapak di tanah Ternate, entahlah! Hati merekalah yang tahu.

Hari demi hari terus kita lalui. Para rombongan Himapikani semakin akrab dengan Ternate. Saat senja tiba, yang lain sudah bergegas mandi. Tak mau ketinggalan, kisah dan cerita harus di tulis. Hal inilah yang kemudian di lakukan para rombongan Himapikani. Setelah mandi, kita berbondong-bondong menuju swering (salah satu tempat wisata) yang juga tak jauh dari kediaman rombongan Himapikani. Lengkaplah sudah, tatkala senja menghimpit tubuhnya di ufuk timur sembari kopi dan rokok kita teguk penuh riang. Keindahan semakin terasa, saat mata mulai di suguhkan oleh eloknya barisan pulau Halmahera yang tepat di hadapan Swering.

***

14 September 2012. Pada hari inilah, kami kemudian di ajarkan untuk berpikir kritis dan toleran. Pelantikan dan Rapat Kerja Nasional di mulai. Selama dua hari, argumen melompat-lompat. Gagasan cerdas tersembur dalam sidang. Lahirlah, program kerja serta kegiatan. Rasa kantuk kadang menjamah, kadang datang gelisah pun asa. Ada yang lucu, ada yang marah-marah. Rapat Kerja kali ini memang beda. Suasana yang akrab, tapi tegang begitu terasa. Sesudah kita melaksanakan Rapat Kerja, jatuh pada tanggal 17 September 2012, semua peserta beserta panitia melakukan perjalanan wisata di pantai Sulamadaha, yang mungkin agak jauh dari kediaman peserta Rakernas. Sesampainya disana, fenomena lucu tampak akrab dengan alam. “Pak sekjend basah, maka semua pun harus basah” teriak salah satu senior Unkhair Ternate. Yang lain sudah menghidar. Kejar – kejaran terjadi. Akhirnya, semua pun basah. Tercebur!

Di tengah keriangan diskusi alot sering mengundang ide. Teluk sulamadaha dan pulau Hiri menjadi saksi kebersamaan ini. Rasa rindu kadang seperti selimut, mungkinkah kekeluargaan HIMAPIKANI hendak terjaga hingga kita tua? Ataukah luput sebelum masa muda ini berakhir? Hanya zaman yang mampu menyahut, meski kadang ruang dan waktu menjadi ‘pembatas’ antara kita. Tapi inilah kehidupan – organisasi yang adakalanya berakhir dengan konsekuensi-konsekuensi kehidupan itu sendiri. Tapi kita percaya, komunikasi yang paling ideal adalah kepercayaan, loyalitas, dan rasa sayang.

HIMAPIKANI tidak sekedar mengajarkan kita berorganisasi, melainkan menegasikan ruang keluarga yang harmonis dan toleran. Salam Bahari..!!









Tidak ada komentar:

KARYA POPULER