Selamat Datang di Blog Kampung Nelayan

BUMN PERIKANAN MENJADI NAHKODA POROS MARITIM

Kehadiran BUMN sebagai perusahaan milik negara sejak dekade pertama revolusi kemerdekaan Indonesia hingga sekarang tidak bisa dipungkiri telah banyak memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan dan perkembangan sektor perekonomian nasional, saat kita melihat masa dimana awal kemerdekaan sektor usaha swasta belum efektif berjalan  akibat situasi keamanan, politik dan ekonomi pada saat itu masih belum tertata dengan baik, saat itulah BUMN menjadi tumpuan dan pertahanan utama negara didalam membangun infrastruktur, perdagangan dan pengadaan barang dan jasa. Sehingga bisa dikatakan BUMN saat itu menjadi perintis bagi perekonomian dan pembangunan nasional.

Keberadaan BUMN sebagai agen pembangunan mengalami pasang surut dari masa kemasa baik itu dari segi pengelolaanya ataupun pembinaan kebijakan BUMN yang dikeluarkan oleh presiden. di era orde lama dikenal dengan proses awal pembentukan BUMN baik itu yang  dinasionalisasi perusahaan belanda ataupun lahirnya perangkat hukum dan kelembagaan BUMN yang baru, hingga masuk ke orde baru kebijakan dan pengelolaan tidak jauh berbeda dengan orde lama, melalui tap MPRS  tahun 1966 menjadi acuan dalam pengelolaan BUMN saat itu. Sedangkan pasca reformasi dimana saat itu mengalami krisis maka BUMN hadir sebagai tumpuan utama saat terjadinya krisis tahun 1998 sehingga saat itu pemerintah melakukan berbagai kebijakan baru terkait pengelolaan BUMN.

Singkat cerita dalam perkembangan bangsa dengan BUMN sebagi pilar utama pembangunan nasional sejak kita merdeka kebijakan pemerintah  saat itu hampir tidak ada sama sekali  ketertarikan dan fokus membangun BUMN yang bergerak disektor perikanan.  Di era orde lama masih kita maklumi bahwa pembangunan BUMN saat itu masih berada di pondasi awal dengan pegelolaan aturan baru akan tetapi di era orde baru dimana puluhan tahun soeharto memimpin namun pembangunan kebijakan BUMN perikanan masih lambat bahkan boleh dikatakan sangat minim. Pemerintahan saat itu fokus pada daratan, pertanian dan perkebunan. Laut dengan potensi perikananya hanya menjadi tontonan bagi bangsa Indonesia dan menjadi lautan uang bagi negara asing yang mencuri ikan di laut Indonesia.

Memang sebuah ironi diatas ironis laut yang begitu luas dan pulau-pulau kecil dengan potensi perikananya saat orde lama, orde baru dan pasca reformasi hanya menjadi tontonan semata, saat itu minyak, tambang, batu bara, serta hasil hasil pertanian yang menjadi prioritas pembangunan nasional Indonesia, semua kebijakan ada didarat dan kita bangsa Indonesia keasikan dan terlalu senang dengan potensi yang ada didarat hingga  kemudian laut kita menjadi asing dan anak tiri dan menjadi surga bagi negara asing melakukan pencurian ikan.(baca kerugian negara akibat illegal fishing).

Pasca reformasi memang telah banyak mengalami perubahan kebijakan terkait BUMN, meskipun demikian 4 presiden  setelah orde baru juga belum mampuh mengeluarkan kebijakan untuk menjadikan laut sebagai pembangunan nasional, tidak ada yang berbeda dengan orde lama, dan baru. hampir semua kebijakan yang ada terfokus pada potensi darat dan merupakan lanjutan dari pembangunan orde baru.

***
Lain halnya dengan pemerintaahn Jokowi-JK,  sejak masa -masa kampanye  pilpres hingga terpilihnya Jokowi –JK sebagai presiden ke 7 RI telah berjanji bahwa laut harus menjadi prioritas pembangunan nasional,  laut bukan lagi pemisah antar pulau yang ada di Indonesia akan tetapi penghubung dan pemersatu ribuan suku dan pulau di indonesia. Saat presiden Ke 7 ini mengeluarkan kebijakan terkait  Indonesia harus menjadi poros maritim dunia para pemerhati laut, perikanan dan sektor maritim merespon sangat baik dengan niat presiden Jokowi tersebut, tentunya dengan penyediaan infrastruktur yang ada dan yang mendukung terwujudnya poros maritim.

Kebijakan presiden saat ini harus mendapat dukungan dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, sebab dari 6 presiden diluar bapak proklamator  negara Indonesia,  hanya Jokowi yang mampu melihat bahwa laut adalah masa depan bangsa, oleh sebab itu jika itu ingin  menjadi kenyatan maka salah satu langkah yang harus diambil presiden adalah membangun dan memberikan kebijakan yang baru untuk mendorong BUMN sektor perikanan sebagi nahkoda dan pilar/perintis utama didalam menjalankan visi poros maritim tersebut. Sebab kehadiran BUMN sektor perikanan adalah tangan kedua dari pemarintah didalam mewujudkan lahirnya bangsa yang berdaulat ekonominya dan makmur masyarakatnya.

Jika kita melihat potensi perikanan tangkap indonesia yang ada diperikarakan 6,4 juta ton / tahun, ini potensi perikanan yang sangat besar yang dulu sampai sekarang hanya menjadi surga bagi negara asing yang terus mencuri ikan di Indonesia, banyaknya kapal –kapal perikanan asing yang terus menghisap potensi perikanan kita yang seharusnya mampu mensejahterkan rakyat Indonesia, sementara dibalik potensi ikan yang besar nelayan kita belum mampu keluar dari jeratan kemiskinan sebut saja data BPS 5 tahun terkhir bahwa kantong-kantong kemiskinan ada dipesisir dan mayoritas nelayan.

Selain potensi perikanan tangkap juga terdapat potensi perikanan  budidaya laut dan tawar, potensi perikanan budidaya  laut seluas 2 juta hektar atau sekitar 20 % dari potensi perikanan tangkap.yang berjarak 5 km dari garis pantai, potensi ini berdasarkan data bisa menghasilkan 46,73 juta ton/ tahun yang terdiri dari  kakap,dan kerapu  ( Rokhmin 2003), sedangkan untuk potensi perikanan budidaya tawar seperti kolam,tambak,danau dan waduk diperikarakan mencapai 17 juta hektar. Jika ini kemudian dikelolah dengan baik oleh pemerintah maka bangsa kita akan mampu mengeluarkan rakyatnya dari jeratan kesmikinan.

***
Melihat potonsi yang sangat besar disektor laut dan perikanan bangsa Indonesia maka solusi terbaik agar keluar dari keterpurukan adalah mendukung penuh pemerintahan Jokowi-JK didalam membangun proros maritim tentunya dengan segala aspek potensi yanga da didalamnya, kemudian pemerintahan Jokowi-JK melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan harus mampu menciptkan sinergi yang baik dan mendorong BUMN  sektor perikanan yang ada untuk mengelolah potensi perikanan yang ada yang  selama ini banyak dinikmati dicuri negara asing.

Di sektor perikanan tangkap, pemerintahan Jokowi-JK harus mampu melakukan perubahan total didalam pengelolaan pelabuhan dan pembangunan infrastruktur yang menunjang lancarnya perdagangan ikan dan penangkapan ikan, misalnya dengan mendorong BUMN sektor perikanan mengolah dan menahkodai sentra sentra pelabuhan perikanan yang sangat potensial mendapatkan devisa dan keuntungan bagi negara. BUMN sektor perikanan menjadi perintis  pembangunan perikanan  yang mesejahterkan nelayan dengan bermitra dengan KKP menjaga stok ikan dan menjaga harga ikan yang selama ini dipermainkan oleh para mafia-mafia perikanan. Dengan didorongya BUMN sektor perikanan menjadi nahkdoa pembangunan poros maritim maka pengelolaan perikanan secara berkelanjutan yang di inginkan menteri Susi Pudijiastuti akan berjalan sesuai yang diharpkan Jokowi dan rakyat Indonesia.

Melalui KKP pemerintah harus mendorong BUMN perikanan bisa memanfaatkan potensi perikanan di ZEE yang selama ini menjadi surga dan pintu masuk bagi kapal asing yang mencuri ikan kita.  Meskipun sejak pemerintahan Jokowi melalui  menteri KKP Susi Pudjiastuti  telah melakukan awal yang baik didalam mendorong keberadaan BUMN perikanan. akan tetapi perlu kerja kerjas dan komitmen agar potensi perikanan di ZEE bisa menjadi potensi yang dimanfaatkan oleh BUMN dan bisa menjadi contoh didalam sistem pengelolaan perikanan  secara berkelanjutan tanpa merusak.

Sedangkan di sektor perikanan budidaya laut maupun budidaya tawar, peran BUMN sektor perikanan yang harus didorong Jokowi adalah menjamin ketersediaan pakan bagi para pembudidaya sebab pakan menjadi biaya produksi tertinggi bagi pembudidaya, selain itu semakin naiknya harga pakan sekarang mengakibatkan para pembudidaya semakin terpuruk, oleh sebab itu kehadiran BUMN sektor perikanan  harus mampu bekerjasama dengan KKP agar BUMN perikanan bisa menyediakan pakan dengan harga terjangkau yang ujungya bisa melahirkan para pembudidaya yang baru dan sejahtera.

***
Ujung daripada tulisan ini adalah ketika ingin membangun poros maritim maka saatnya mengandeng dan mendorong  BUMN sektor perikanan untuk bangkit dan menjadi nahkoda bagi kapal besar Jokowi-JK didalam mengelolah perikanan indonesia, melalui tangan kedua pemerintah BUMN sektor perikanan sejatinya nelayan Indonesia bisa tersenyum bahagia dan sejahtera keluar dari jeratan kemiskinan, dan para pembudidaya ikan tidak lagi mengeluarkan biaya pakan yang sangat mahal.

Melalui pemerintahan Jokowi-JK   maka Kementerian kelautan dan Perikanan Bermitra dengan BUMN sektor perikanan . KKP membangun lahan dan pelabuhan serta sarana prasarana sedangkan BUMN sektor perikanan hadir sebagai pengelolah dengan manajemen yang melayani rakyat, nelayan, dan pembudidaya. KKP menunjuk BUMN sektor perikanan sebagai tangan kedua pemerintah mendorong lahirnya pembangunan perikanan yang mensejahterakan rakyat Indonesia.

Melaui BUMN sektor perikanan  maka laut dengan potensi perikanan yang ada akan menjadi harta yang tak digangu dan dicuri oleh negara lain. BUMN hadir digarda terdepan sebagi ujung tombak pembangunan perikanan nasional sebagai solusi mensejahterkan bangsa.

Salam Bahari dari Indar Wijaya pemerhati poros maritim Jokowi-JK.



KARYA POPULER