Tidak cukup seminggu saya
ditugaskan DI Jakarta amanah baru
kembali datang, keramaian dan kesibukan kota Jakarta kembali saya tinggalkan,
tugas baru ini hampir sama dengan tugas sebelumnya di Jambi hanya saja berbeda
lokasi, tugas baru ini sangat jauh dari peradaban kota sebuah desa yang diberi
nama kampung patin di Kabupaten Kampar sekitar 90 Km dari kota provinsi
Pekanbaru Riau.
Tepat seminggu saya berada
dikampung patin ini, sebuah sentra pengolahan perikanan yang dibangun
pemerintah pada tahun 2012, namun belum optimal di gunakan, tujuanya agar nilai
tambah produksi ikan patin di kampung ini meningkat dan bisa mensejahterakan
masyarakat yang ada di kampung patin dan pada umumnya di Kabupaten Kampar.
Kampung Patin ini memiliki
potensi perikanan budidaya air tawar dimana setiap kolamnya mampu memproduksi 5
ton ikan patin jika harga patin 15 ribu/kg bisa dibayangkan perputaran uang
dimasyarakat setiap kali pane, setiap satu kepala keluarga memiliki 5-10 kolam
patin, sunggu sangat potensial sektor perikanan kita padahal ini hanya satu
desa di kabupaten Kampar.
Potensi perikanan ini kemudian
mendorong perusahaan saya untuk menjadi solusi bagi bangsa dan masyarakat
sebagai garda terdepan pembangunan perikanan, kehadiran saya dan tim mewakili perusahaan
bertujuan untuk membangun potensi perikanan disini sekaligus menambah nilai
ekonomis ikan patin agar tidak dijual murah, tidak dijual langsung begitu saja
akan tetapi diolah dan dikemas menjadi produk yang modern dan bisa bersaing di pasar-pasar
modern dan nasional.
Amanah ini sangatlah menantang
dan penuh perjuangan, hadir ditengah-tengah masyarakat kampung patin berbaur
dan menyatu membangun potensi perikanan untuk kemudian menjadi ikon kampung
patin secara nasional maupun internasional, semoga nian yang baik ini menjadi
berkah, menjadi langkah awal bahwa kita bisa dan kita punya potensi perikanan
yang besar.
Kampung patin Kampar
Pekanbaru Riau