A.JUDUL
Analisis Struktur Dan Komunitas Ikan Karang Pada Kebun TerumbuKarang Buatan Di Perairan Marina Kab Bantaeng Sulawesi-Selatan
B.LATAR BELAKANG MASALAH
Terumbu karang memiliki nilai estetik dan ekonomi yang sangat penting untuk menunjang parawisata dan perikanan.informasi mengenai kondisi dan keanekaragaman hayati dari kumpulan populasi yang hidup didalamnya sangat penting untuk pengelolaan ekosistem ini.
Keberadaan ikan di terumbu karang sangat tergantug pada kondisi terumbu karang tu sendiri.beberpa kelompok ikan menunjukan kecenderungan kelimpahan yang meningkat untuk jangka waktu yang panjang pada kondisi terumbu karang dengan presentasi tutupan karang yang tinggi.sementara pada kondisi tutupan karang dengan persentase tutupan yang rendahpun dapat di jumpai peningkatan kelimpahan beberapa kelompok ikan.Hal ini belum dapat di jelaskan secara jelas.
C.PERUMUSAN MASALAH
1.Tingkat kelimpahan komunitas ikan karang masih dalam kondisi kurang baik di wilayah terumbu buatan.
2. Hilangya tempat memijah, bertelur,dan menacari makanan bagi ikan dan biota laut lainya yang bernilai ekonomis.
3.Ekositem terumbu karang semakin rusak yang menyebabkan kelimpahan ikan berkurang
D.TUJUAN
1. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan struktur komunitas ikan karang pada terumbu karang buatan di perairan pantai marina
2. Membandingkan kelimpahan ikan karang yang berada di kawasan terumbukarang buatan dan transplantasi karang
E.LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi contoh untuk mengembangkan dan menjaga keseimbangan ekosistem terumbu karang.serta dapat menjadi bahan perbandingan antara jenis komposisi ikan yang ada di terumbu buatan dengan terumbu karang transplantasi.
Dari penelitian ini, mencoba membandingkan komunitas ikan karang di kedua wilayah tersebut dan diharapkan kondisi komunitas ikan karang di wilayah terumbu buatan lebih baik dibandingkan komunitas ikan karang di wilayah transplantasi karang. Penulis juga ingin melihat struktur komunitas berbagai jenis ikan karang yang terdapat di stasiun terumbukarang buatan dan Transplantasi Karang.
F.KEGUNAAN
1. Adapun kegunaan dari penelitian secara ekonomis adalah sebagai bahan masukan dan pertimbangan ekologis dalam pengelolaan sumberdaya hayati perairan serta dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan dari hasil kelimpahan ikan yang berada pada terumbu buatan .
2. Daeri segi ipteks sebagai bahan referensi sejauh mana tingkat keberhasilan metode karang buatan dengan transplantasi karang dalam mengembalikan keseimbangan ekosistem terumbu karang serta menjadi contoh dalam metode penyelamatan biota laut dan terumbu karang.
3. Dari segi ekologi berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak,dan dapat pula dipakai untuk membangun daerah terumbu karang yang sebelumnya tidak ada.serta dapat menambah karang dewasa kedalam suatu populasi sehingga dapat meningkatkan produksi larva di eksosistem terumbu karang yang rusak.
4. Dengan penelitian ini dapat menjadi bukti kepada masyarakat sehingga masayakat nelayan sadar bahwa betapa pentingya terumbu karang sebagai tempat berlindung bagi biota laut terutama ikan.
G.TINJAUAN PUSTAKA
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem di laut yang sangat penting. Perairan terumbu karang banyak dimanfaatkan oleh organisme penghuni terumbu karang khusunya ikan karang sebagai tempat hidup, tempat berlindung, tempat mencari makan, dan tempat berkembang biak .Salah satu indikator kesehatan terumbu karang adalah komunitas ikan karang di perairan tersebut.Keberadaan ikan di terumbu karang sangat tergantung pada kondisi terumbu karang itu sendiri.Terumbu karang yang sehat dicirikan dengan adanya ikan-ikan indikator tertentu, seperti kepe-kepe (Madduppa, 2006).
Ikan karang adalah ikan-ikan yang hidup pada daerah terumbu karang sejak dari masa juvenil hingga dewasa.Keanekaragaman spesies ikan-ikan terumbu karang mirip dengan keberadaan terumbu karang pada daerah tersebut (Reese dan Lighter 1978).Keberadaan ikan karang di daerah terumbu karang membuat ekosistem terumbu karang menjadi ekosistem yang paling kaya.
Daerah terumbu karang tidak hanya terdiri dari karang saja, tetapi juga dilengkapi beberapa habitat lainnya, seperti : daerah berpasir, berbagai teluk dan celah, daerah alga, dan juga perairan dangkal dan dalam serta zona-zona yang berbeda melintasi karang. Keragaman habitat tersebut juga mengakibatkan tingginya keragaman spesies ikan di terumbu karang.Ikan karang membutuhkan habitat hidup untuk bersarang dan mencari makan.Umumnya ikan karang memiliki mobilitas yang rendah, karenanya sarang sebagai tempat bertahan hidup dan berlindung sangat penting untuk berkelanjutan fungsinya di dalam area otoritas yang telah dipertahankannya. Asosiasi ikan karang dan terumbu karang sangat erat, sehingga eksistensi ikan karang disuatu wilayah terumbu karang sangat rapuh ketika terjadi pengrusakan habitatnya ( Hartati& Edrus 2005).
Kab Bantaeng memiliki potensi ekosistem terumbu karang yang potensial bagi masyarakat. Kawasan ini menyimpan kekayaan sumberdaya perikanan dan terumbu karang. Tidak mengherankan pula banyak masyarakat yang bergantung hidupnya pada sumberdaya perikanan di Kab bantaeng.Pantai marina merupakandaerah kawasan konservasi laut daerah yang memiliki potensi ekosistem terumbu karang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kunjungan wisatawan lokal maupun pendatang.
Kegiatan wisata yang dilakukan berpotensi memberikan dampak terhadap kondisi ekosistem terumbu karang di sekitar pantai marina. Selain dari kegiatan wisata disana, limbah dari kegiatan Budidaya dan industri masyarakat yang tidak terkontrol berpengaruh terhadap perairan di Kab Bantaeng dan berdampak pada kondisi ekosistem terumbu karang, khususnya keberadaan ikan karang (Bantaeng dalam sorotan 2010).
Dampak dari aktivitas tersebut terhadap ekosistem terumbu karang, khususnya keberadaan ikan karang belum dapat diketahui.Sehingga perlu dilakukan penelitian berupa pengamatan terhadap kondisi ikan karang di perairan pantai marina melalui karang buatan dan Transplantasi Karang.
H.METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Lokasi Pengamatan
Gambar 1. Peta perairan Kab Bantaeng
Rencana Penelitian ini pada Bulan Januari-Mei 2011 bertempat di sekitar pantai MarinaKabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Secara Geografis Kab Banteng berada pada posisi 5o21'23"-5o35'26" lintang selatan dan 119o51'42"-120o5'26" bujur timur Penentuan posisi stasiun dilakukan di Lokasi Kebun karang Buatan (Gambar 1).
Metode Pengamatan
Pengambilan data ikan karang menggunakan cara Visual Sensus dalam mengestimasi populasi ikan karang (Arnold et al,2005). Pengambilan data ikan karang dilakukan dengan membentangkan roll meter sepanjang 75 meter dengan melawan arus dan sejajar garis pantai pada dua kedalaman yang berbeda, yaitu 3 dan 10 meter.Pengambilan data diambil dengan ulangan sebanyak 3 kali dengan interval pengulangan 20 meter dan jeda 5 meter. Setelah selesai membentangkan roll meter, seorang pengambil data mencatat spesies ikan sepanjang 75 meter dengan pengamatan sejauh 2.5 meter ke kanan, 2.5 meter ke kiri dan 5 meter ke atas, metode ini disesuaikan dengan kedalaman dan jarak pandang penyelaman (Arnold et al.,2005).
Analisis Data Ikan Karang
Analisis data yang digunakan dalam metode sabuk transek (belt transect) meliputi kelimpahan (D), indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E), dan indeks dominansi (C). Kelimpahan adalah banyaknya jumlah individu dan jumlah jenis yang ditemukan pada luas daerah pengamatan. Kelimpahan ikan karang dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Odum, 1971)
Keterangan :
D = Kepadatan / kelimpahan (Ind/ha)
Ni = Jumlah Individu (Ind)
A = Luas pengambilan data (m2)
10.000 = Konversi dari m2 ke ha
Indeks keanekaragaman digunakan untuk mendapatkan gambaran populasi organisme secara matematis agar mempermudah menganalisis informasi mengenai jumlah individu masing-masing spesies dalam suatu komunitas (Odum, 1971). Keanekaragaman jenis dihitung dengan Indeks Shannon-Wiener dengan rumus :
Keterangan :
H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
pi = Perbandingan antara jumlah individu ikan spesies ke-I (ni) dengan jumlah individu ikan karang (N)
I = 1, 2,…n
Kategori penilaian untuk keanekaragaman jenis adalah sebagai berikut:
a) H’ ≤ 1= Keanekaragaman rendah, penyebaran rendah, kestabilan komunitas rendah,
b) 1< H’ <3= Keanekaragaman sedang, penyebaran sedang, kestabilan komunitas sedang,
c) H’ ≥3= Keanekaragaman tinggi, penyebaran tinggi, kestabilan komunitas tinggi.
Indeks Keseragaman menggambarkan ukuran jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas. Semakin merata penyebaran individu antar spesies maka akan terjadi keseimbangan ekosistem. Menghitung keseragaman ikan karang dapat menggunakan rumus :
Keterangan :
E = Indeks Keseragaman
H’ = Keseimbangan Spesies
H’max = Indeks Keanekaragaman maksimum = ln S
S = Jumlah total spesies
Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1 dengan kategori sebagai berikut:
a) 0< E ≤ 0,4 = Keseragaman kecil, komunitas tertekan
b) 0,4 < E ≤ 0,6 = Keseragaman sedang, komunitas labil
c) 0,6 < E ≤ 1,0 = Keseragaman tinggi, komunitas stabil
Nilai indeks keseragaman dan keanekaragaman yang kecil biasanya menandakan adanya dominansi yang tinggi suatu spesies terhadap spesies-spesies lainnya. Rumus indeks domonansi sebagai berikut (Odum,
Keterangan :
C = Indeks Dominansi
pi = Proporsi jumlah individu pada spesies ikan karang
i = 1, 2, 3,..n
Nilai indeks berkisar antara 0-1 dengan kategori sebagai berikut :
a) 0 < C < 0,5 = Dominansi rendah
b) 0,5 < C ≤ 0,75 = Dominansi sedang
c) 0,75 < C ≤ 1,0 = Dominansi tinggi
I.JADWAL KEGIATAN
No | Keterangan | TAHUN 2010 - 2011 Bulan | ||||
I | II | III | IV | V | ||
1 | Persiapan | | | | | |
| a. Observasi lapanagn | √ | | | | |
| b. Persiapan tempat & peralatan | √ | | | | |
| c.Pembelian peralatan&bahan | √ | | | | |
| √ | | | | | |
2 | Pelaksanaan | | | | | |
| a. Kegiatan pengambilan data dengan Alat SUCUBA DIVE | | √ | √ | √ | |
| b. Pembuatan Laporan. | | | | | √ |
J.RANCANGAN BIAYA
1. Bahan habis pakai
NO | NAMA BARANG | JUMLAH | SATUAN | HARGA SATUAN | TOTAL (Rp) |
1 | Sabak/papantulis bawa air | 4 | buah | 25.000,- | 100.000,- |
2 | Alat Tulis Bawa Air | 4 | Buah | 25.000,- | 100.000,- |
3 | Bukuidentifikasi Ikan | 4 | Buah | 50.000,- | 200.000,- |
4 | Buku identifikasi karang | 5 | Buah | 50.000,- | 200.000,- |
5 | Pelampung | 4 | Buah | 50.000,- | 200.000,- |
| TOTAL | 800.000,- |
2. Peralatan Penunjang PKM
NO | NAMA BARANG | JUMLAH | SATUAN | HARGA SATUAN | HARGA TOTAL | |
1 | Sewa Alat Scuba/Hari | 4 | set | 250.000 | 5.000.000,- | |
2 | Skin dive/Hari | 4 | set | 50.000 | 200,000,- | |
3 | Roll meter | 1 | Buah | 50.000 | 100.000,- | |
4 | SewaCameraUnderwater /Hari | 1 | Buah | 100.000 | 500.000,- | |
5 | Sewa Compresor/ Hari | 1 | Buah | 100.000 | 500.000,- | |
TOTAL | 6.800.000,- | |||||
| | | | | | |
3.Perjalanan | ||||||
NO | Nama Perjalanan | Jumlah | Satuan | Haraga | Total | |
1 | Makassar-Bantaeng PP | 4 | orang | 100.000 | 800.000,- | |
2 | Dermaga Ke titik Lokasi pp | 4 | orang | 50.000 | 200.000,- | |
TOTAL | 1.000.000,- | |||||
Rekapitulasi Biaya
No | Nama Item | Jumlah |
1 | Bahan Habis Pakai | 800.000,- |
2 | Perlatan penunjang PKM | 6.800.000,- |
3 | Perjalanan | 1.000.000,- |
4 | Lain-Laian | 1.400.000,- |
| TOTAL BIAYA | RP.10.000.000,- |
K.DAFTAR PUSTAKA
Hill, David Arnold; Matius Fasham, Graham Tucker, Michael Shewry dan Philip Shaw (2005) metode. Buku Pegangan keanekaragaman hayati dari: survei, evaluasi dan pemantauan.Cambridge, UK: Cambridge University Press.Cambridge, UK: Cambridge University Press.pp.hal.219-222
Hartati,S.T.,&Edrus,I.N,2005.”Komunitas Ikan Karang di Perairan Pantai Pulau Rakiti dan Pulau Taikabo, Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat”Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.Edisi Sumber Daya dan Penangkapan.Volume 11.Nomor 2.
Lighter,F.J. 1978. Contrasts in Behavior: Adaptations in the Aquatic andTerrestrial Environment .Newyork
Madduppa, H. 2006. Kajian ekobiologi ikan kepe-kepe (Chaetodon
octofasciatus bloch 1787) dalam mendeteksi kondisi ekosistem
Odum, E.P. 1971. Fundamentalas Of Ecology (Edisi Ketiga). W. B. Saunders Company. Philadelphia.
Reese,E.S.; Lighter,F.J. 1978. Contrasts in Behavior: Adaptations in the Aquatic andTerrestrial Environment .Newyork
L.LAMPIRAN
1.Biodata Ketua Pelaksana
Nama : Indar Wijaya
Tempat/Tgl lahir : Bantaeng 5 Juni 1989
Alamat : Kompleks BTP Blok B No 370 Mks
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Kawin
No Telpon : 08542052100
Email : indar_wijaya@yahoo.co.id
Universitas : Mahasiswa Jurusan Perikanan, FIKP UNHAS
2.Biodata Anggota
Nama : Munir Nanja
Nim : L21108268
Tempat/Tgl lahir : Maros 2 Maret 1989
Alamat : Jl Damai No 24 Maros
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Nikah
No Telpon : 085241327542
Email : munir@yahoo.co.id
Universitas : Mahasiswa Jurusan Perikanan, FIKP UNHAS
3.Biodata Anggota
Nama : Rudi
Nim : L21110252
Tempat/Tgl lahir : Cimpu 27 Juli 1990
Alamat : Jl Pondok Sahabat Makassar
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Nikah
No Telpon : 085656754136
Email : rudi@yahoo.co.id
Universitas : Mahasiswa Jurusan Perikanan, FIKP UNHAS
4.Biodata Dosen Pendamping
Nama : Dr.Ir.Khadiratul Kudsiah,Mp
NIP/Golongan :196711062006042001/ IIIC
Bidang Keahlian : Konsevasi Sumberdaya Hayati Perairan
Alamat : Jl Antang Raya
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Sudah Menikah
No Telpon : 0811443446
Tidak ada komentar:
Posting Komentar