Selamat Datang di Blog Kampung Nelayan

"Membangun Bangsa dari Pabrik Fillet Patin “

Pergilah dan Temuilah Masyarakatmu. 
Hidup dan tinggallah bersama mereka. 
Cintai dan berkaryalah bersama mereka.
Mulailah dari apa yang telah mereka miliki.
Buat rencana, lalu 
Bangunlah rencana itu dari apa yang telah mereka miliki.
Sampai akhirnya,
Ketika pekerjaan itu selesai, mereka berkata:
“Kamilah yang telah menyelesaikannya!”
(Syair Puisi Lao Tze)

Syair Puisi diatas menggambarkan sedikit perjalanan hidup saya ketika ditugaskan bekerja disebuah pabrik fillet ikan patin di muaro jambi, sebuah pabrik pengolahan fillet yang dibangun pemerintah untuk membantu petani ikan patin dalam mengolah hasil perikanan budidaya air tawar. Desa kemingking dalam kecamatan Taman Rajo sekitar 25 Km dari Kota Mauro Jambi, sebuah desa yang penduduknya ramah,santun dan sibuk bertani setiap hari. Di muaro jambi terdapat banyak ribuan kolam ikan yang diberdayakan dan dikelolah oleh masyarakat mulai dari ikan patin,dan lele.

Di jambi potensi perikanan budidaya air tawar sangat menjanjikan ini disebabkan letak geoografis dan keadaan alam jambi yang sangat mendukung dengan ketersedian air tanah dan lingkungan yang terdiri dari dataran rendah, terlebih lagi Usaha budidaya ikan air tawar semakin hari semakin menggiurkan. Berdasarkan data Badan Pangan PBB, konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap (data 2001). Artinya ketika potensi perikanan budidaya air tawar jambi dikelolah dengan baik maka kesejahteraan masyrakat jambi akan semakin meningkat.
Potensi perikanan di jambi seperti ikan patin memang sangat besar dan menjajikan akan tetapi  jika tanpa pengolahan maka harga ekonomis ikan akan stagnan saja tanpa ada pertambahan nilai yang sangat  besar, untuk lebih meningkatkan nilai tambah dari hasil perikanan budidaya patin ini maka pemerintah berinisiatif didirikanya pabrik fillet patin yang sekarang ini saya kelolah. Pabrik ini berkapsitas 5 ton dilengkapi dengan mesin ABF dan Cold Storage, selain itu terdapat pabrik es dengan kapasitas 3 Ton, pabrik pengolahan fillet patin ini berlokasi di desa kemingking dalam kecamatan taman rajo.
Pabrik pengolahan fillet ikan patin ini diresmikan oleh menteri KKP pada tahun 2012 hingga sekarang ada 2 perusahaan yang telah mengoperasikan pabrik ini namun berhenti setiap 6 bulan. Ada yang menyebutkan rugi,ada juga yang beranggapan bahan baku ikan sulit didapatkan, entahlah yang mana yang benar yang jelas pabrik pengolahan fillet patin ini sangat menjanjikan ketika dikelolah dengan baik dan tentunya ihlas.
Saya beranggapan bahwa dengan adanya pabrik pengolahan fillet patin ini maka kita biisa mengurangi impor fillet ke Negara kita, dengan pengolahan fillet patin ini maka masyarakat akan semakin sering mengkonsomsi ikan air tawar, selain itu ketika pabrik fillet patin optimal dioperasikan maka minimal mengurangi kerugian masyarakat petani akibat impor ikan patin dan fillet patin.
Tentunya ini didasari bahwa berdasarkan data KKP Dari kebutuhan fillet ikan patin dalam negri yang diperkirakan mencapai 700 ton per bulan, saat iki hanya dapat dipasok sebanyak 200 ton per bulan saja dari tujuh produsen fillet ikan patin di Indonesia ini menadakan bahawa hamper 500 ton  per bulan kita mengimpor fillet patin. Sungguh ironis ketika kita memiliki potensi besar namun kita tidak memanfaatkan pabrik tersebut.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengolah sumberdaya alamnya dengan bijak, ikan patin yang sangat melimpah di tanah jambi tentunya harus dikololah dengan baik, patin harus diolah menjadi fillet agar nilai tambah secara ekonomisnya dapat meningkatkan kehidupan masyarakat petani ikan pada khususnya dan Indonesia secara umum.

Tidak ada komentar:

KARYA POPULER